Wednesday, October 21, 2015

KERATITIS

Keratitis adalah peradangan pada kornea. Gangguan pada kornea merupakan penyakit yang fatal karena penanganan yang terlambat atau tidak sempurna dapat menyebabkan penurunan penglihatan yang permanen, baik ringan hingga kebutaan.  Komplikasi lain dari keratitis adalah timbulnya luka pada kornea (ulkus kornea). Keratitis dapat mengenai seluruh rentang usia, jenis kelamin, dan ras.
Kornea merupakan suatu bagian mata yang transparan yang ada di depan mata. Fungsi kornea adalah sebagai “jendela” mata dan merupakan jalannya sinar yang masuk dan akan diteruskan ke retina, sehingga kornea berperang penting dalam proses penglihatan. Fungsi lain dari kornea adalah sebagai lapisa pelindung. Kornea yang normal tidak memiliki pembuluh darah sehingga kornea menjadi transparan.



Keratitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun peradangan steril (tidak ada kuman infeksi yang menyerang). Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus ataupun protozoa(Acanthamoeba sp. atau. Riwayat trauma pada mata juga dapat menyebabkan keratitis, seperti kemasukan benda asing atau tergores aibat penggunaaan lensa kontak.
Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga dapat menyebabkan keratitis. Terutama obat-obat golongan penekan sistem imun, seperti kortikosteroid, dan juga obat-obat penghilang rasa nyeri. Penggunaan obat-obatan diatas harus dengan resep dan pengawasan dokter.
Pasien dengan penyakit sistemik (menyerang seluruh tubuh) yang menurunkan daya tahan tubuh memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena keratitis. Penyakit tersebut antara lain diabetes mellitus (penyakit kencing manis), HIV/AIDS, dan keganasan (kanker). Selain itu, kekurangan vitamin A meningkatkan risiko terjadinya gangguan kornea. Orang yang bekerja sebagai petani atau di lingkungan pertanian atau perkebunan memiliki risiko lebih besar terkena keratitis jamur. Hal ini disebabkan karena jamur banyak terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan.

Keratitis merupakan penyakit mata yang termasuk dalam keadaan mata merah dengan penglihatan yang menurun. Sesuai dengan golongannya, maka gejala utama dari keratitis adalah mata yang merah dan disertai dengan penglihatan yang menurun.
Fungsi kornea sebagai jendela mata menyebabkan gangguan pada kornea berakibat pada penurunan penglihatan. Penglihatan yang menurun merupakan tanda dari suatu penyakit mata yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Gejala umum lain yang terjadi pada keratitis adalah nyeri pada mata, fotofobia, dan mata berair. Nyeri pada keratitis diperberat pada saat menggerakan kelopak mata, terutama kelopak mata atas. Fotofobia merupakan kondisi mata yang sensitif pada cahaya, sehingga pasien akan merasa silau saat melihat cahaya.
Keratitis yang disebabkan bakteri memiliki gejala yang sama dengan keratitis pada umumnya (nyeri, sialu, fotofobia, dan penurunan penglihatan), namun pada infeksi bakteri umumnya ada cairan yang mengandung pus (nanah). Sementara pada keratitis akibat virus, umumnya disertai gejala penyerta seperti demam dan kelemahan pada tubuh.Pada keratitis jamur, tampak gejala berupa kekeruhan dengan batas tidak tegas, dan adanya lesi satelit (adanya kekeruhan berukuran kecil di sekeliling kekeruhan yang besar).
Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi keratitis dangkal (superfisial) dan keratitis yang lebih dalam (profunda). Beberapa bentuk dari keratitis yang dangkal, yaitu:

·         Keratitis pungtata
Memiliki gambaran penyakit berupa bintik-bintik putih kecil pada permukaan kornea. Umunya disebabkan oleh infeksi oleh virus, seperti virus herpes simpleks (penyebab penyakit herpes), virus varisela-zoster (penyebab penyakit herpes zoster).
Pada keratitis herpes simpleks, gejala yang dirasakan oleh penderita sangat bervariasi. Kadang-kadang tidak dikeluhkan oleh penderita, atau gejala ringan (kelopak mata bengkak dan berair) sampai gejala yang umum terjadi pada keratitis (nyeri, mata merah, silau, penglihatan menurun). Pada keratitis herpes simpleks gambaran khas pada kornea adalah bentuk dendritik (seperti ranting pohon).
Penyakit herpes zoster  umunya menyerang kulit, namun bila mengenai saraf mata (nervus trigeminus oftalmik) dapat terjadi keratitis herpes zoster. penderita umumnya pernah terkena cacar air sebelumnya. Gejala yang timbul berupa mata sulit membuka, nyeri, silau, dan berair yang disertai dengan luka-luka pada kulit disekitar mata. Gejala yang dirasakan hanya pada satu sisi tubuh (kiri atau kanan).

·         Keratitis flikten
Keratitis flikten memiliki gambaran berupa adanya benjolan putih yang berada di dekat tepi kornea. Benjolan yang timbul memiliki diameter 2-3 mm dan berjumlah satu atau lebih. Penyebab pada keratitis flikten diduga akibat reaksi dari sistem daya tahan tubuh (imunitas). Beberapa penyebab seperti kekurangan gizi, pasien dengan tuberkulosis atau TBC (akibat reaksi sistem imun, dan tidak pernah ditemukan kuman TBC dalam benjolan tersebut).

·         Keratitis sika
Merupakan suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh berkurangnya produksi air mata oleh kelenjar air mata atau air mata yang terlalu cepat menguap.
Keluhan-keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien adalah mata terasa perih, kering, dan seperti berpasir atau ngeres. Gejala diatas umumnya disebut mata kering (dry-eye syndrome). Bila mengenai kornea, akan timbul pandangan menurun, nyeri, dan silau.

·         Keratitis lepra
Keratitis lepra adalah keratitis yang disebabkan oleh gangguan saraf, yang umumnya disebabkan penyakit lepra atau kusta. Penyakit lepra atau kusta menyerang kornea melalui kerusakan saraf, gangguan kelenjar air mata sehingga menimbulkan dry-eye syndrome, dan pasien tidak menutup mata dengan rapat sehingga mata terpapar oleh udara dan benda asing.


·         Keratitis nummularis
Keratitis nummularis memiliki gambaran berupa adanya bercak putih berbentuk bulat seperti koin pada permukaan kornea, berjumlah lebih dari satu, dan umumnya banyak ditemukan pada orang dengan pekerjaan sebagai petani. Penyakit keratitis numularis umumnya mengenai satu mata.

Beberapa jenis keratitis dalam atau profunda adalah:

·         Keratitis interstisial luetik
Merupakan gejala lanjutan dari penyakit sifilis bawaan sejak lahir (kongenital). Penyakit keratitis interstisal luetik umumnya terjadi pada anak usia 5-15 tahun. Keratitis ini timbul akibat reaksi peradangan terhadap bakteri Treponema pallidum.
Gejala yang dirasakan pasien berupa sakit, silau, dan penglihatan menurun. Pada kornea, terjadi kekeruhan kornea seperti kaca susu dengan tepi kornea berwarna kemerahan. Pada pasien dengan keratitis ini, dapat ditemukan gangguan organ lain berupa gangguan pendengaran, dan bentuk gigi seri atas yang seperti obeng (Hutchinson’s teeth). Ketiga gejala tersebut dinamakan trias Hutchinson. Proses radang pada kornea umunya dapat sembuh dengan sendirinya.
·         Keratitis sklerotikans
Penyakit ini jarang terjadi. Penyebab pasti dari keratitis sklerotikans belum diketahui. Namun keratitis ini timbul karena adanya peradangan yang berulang dan menahun. Gejala yang dirasakan merupakan gejala umum keratitis seperti sakit dan fotofobia dengan disertai kekeruhan kornea (berwarna putih).

Mengingat pentingnya fungsi kornea dan komplikasi keratitis berupa kebutaan, maka pengobatan tidak boleh dilakukan secara sembarang. Berkonsultasi dengan dokter, menggunakan obat sesuai indikasi dari dokter, mematuhi pengobatan, dan tidak sembarangan menggunakan obat tetes mata merupakan cara pengobatan yang efektif untuk keratitis.
Pengobatan keratitis umumnya dapat dilakukan dengan rawat jalan. Pada beberapa kondisi, pengobatan dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit. Kondisi tersebut adalah bila pasien tidak dapat dan mampu untuk memakai obat. Selain itu, bila mata yang terkena keratitis merupakan mata satu-satunya (mata yang lain sudah kehilangan penglihatan) maka perawatan di rumah sakit diperlukan.
Pengobatan pada keratitis ditujukan untuk mengontrol infeksi dan inflamasi/peradangan, dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.  Semua bentuk faktor risiko dihindari dan dihentikan seperti pemakaian kontak lens.

·         Obat antibiotik
Penggunaan antibiotik diperlukan untuk keratitis bakterial. Umumnya menggunakan obat antibiotik tetes mata yang memiliki spektrum luas (dapat mencakup banyak bakteri). Bila gejala tidak membaik segera berkonsultasi dengan dokter untuk kemungkinan adanya kekebalan bakteri terhadap obat yang diberikan.
·         Obat anti virus
Keratitis akibat virus dapat diobati dengan obat antivirus tetes mata, baik yang dikombinasikan dengan salep mata ataupun tidak. Penggunaan antivirus sistemik diperlukan pada pasien dengan daya tahn tubuh rendah dan pada kasus keratitis herpes zoster.

·         Obat anti jamur
Pada keratitis jamur, penyembuhan umumnya berjalan lambat dibandingkan keratitis bakteri. Pengobatan yang digunakan meliputi anti jamur tetes mata, tetes mata antibiotik (sebagai pencegahan infeksi bakteri), dan dapat diberikan anti jamur sistemik bila infeksi parah.

·         Anti peradangan golongan steroid topikal (hanya untuk penggunaan di mata)
Golongan steroid diperlukan untuk menekan peradangan yang dapat merusak mata dan mengancam penglihatan. Namun, pengunaan obat-obat golongan ini hanya boleh melalui resep dan pengawasan dokter. Penggunaan yang sembarangan dapat menyebabkan infeksi terutama virus dan jamur, dan mengganggu penyembuhan bahkan memperparah kerusakan kornea.

·         Obat pelumpuh otot siliar (otot yang mengatur diameter dari pupil)
Obat tersebut biasa disebut juga dengan obat sikloplegik. Penggunaan obat ini ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri dan mencegah komplikasi sinekia (menempelnya iris pada kornea atau lensa).

·         Anti peradangan sistemik (seluruh tubuh)
Biasanya diperlukan untuk penyakit autoimun (penyakit dimana sistem daya tahan tubuh berbalik menyerang diri sendiri).
Salah satu pengobatan yang penting dalam keratitis adalah memfasilitasi penyembuhan jaringan kornea. Penyembuhan ini sangat penting mengingat fungsi kornea dalam proses penglihatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan:
·         Mengurangi paparan terhadap obat-obat toksin (bersifat racun pada kornea) dan yang mengandung bahan pengawet. Lebih baik menggunakan obat-obatan dari dokter.
·         Melapisi dengan tetes air mata buatan dan salep mata yang tidak mengandung bahan pengawet
·         Berhenti untuk merokok.

Jenis dan Komplikasi Keratitis
Kondisi ini bisa dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu keratitis yang tidak menular dan menular. Keratitis tidak menular (misalnya, karena cidera) yang tidak ditangani dengan seksama bisa bertambah parah dan mengalami infeksi yang kemudian bisa berubah menjadi keratitis menular.
Jika terus dibiarkan berkembang semakin parah, keratitis berpotensi memicu berbagai komplikasi dan bahkan kebutaan. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi meliputi infeksi kornea kambuhan atau kronis, pembengkakan dan jaringan parut kornea, luka bernanah pada kornea, penurunan kemampuan melihat sementara atau permanen, serta kebutaan.
Gejala-gejala Keratitis
Gejala awal dan utama pada keratitis adalah mata merah. Gejala ini umumnya bisa disertai dengan indikasi:
§  Mata yang terlihat merah.
§  Mata yang terus mengeluarkan air mata atau kotoran.
§  Sensasi panas atau perih pada mata, seperti terbakar.
§  Mata terasa mengganjal.
§  Pandangan kabur.
§  Kelopak mata yang sulit terbuka akibat iritasi atau rasa sakit.
§  Sensitivitas mata terhadap cahaya yang meningkat.
Segera periksakan diri Anda ke dokter jika merasakan gejala-gejala tersebut. Penanganan keratitis yang dilakukan secara cepat dan tepat akan menjauhkan Anda dari komplikasi serius.
Faktor Risiko Keratitis
Pemakaian lensa kontak adalah faktor utama yang dapat meningkatkan risiko kita untuk mengalami keratitis. Misalnya lensa kontak yang kurang bersih, pemakaian yang terlalu lama, atau akibat cairan pembersih lensa yang terkontaminasi.
Di samping lensa kontak, ada juga faktor-faktor lain yang bisa memicu keratitis. Di antaranya adalah sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya karena mengidap HIVatau tinggal di tempat yang lembap dan hangat, menggunakan kortikosteroid, serta pernah mengalami cidera pada kornea mata.
Diagnosis Keratitis
Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan Anda. Pemeriksaan kondisi penglihatan dan fungsi struktur mata juga akan dilakukan. Pengecekan struktur mata akan membantu dokter untuk mengetahui luasnya infeksi kornea dan pengaruhnya terhadap bagian lain dari bola mata.
Jika diperlukan, dokter juga akan mengambil sampel cairan yang keluar dari mata untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui penyebab di balik keratitis yang Anda alami.
Tes darah juga mungkin dianjurkan pada pasien yang diduga mengalami keratitis karena mengidap penyakit lain.
Pengobatan Keratitis
Pengobatan yang diberikan pada tiap pasien keratitis berbeda-beda. Langkah ini ditentukan oleh dokter berdasarkan penyebab, tingkat keparahan, serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Keratitis tidak menular yang disebabkan cidera ringan, seperti tergores lensa kontak, biasanya bisa sembuh sendiri. Tetapi jika Anda merasa terganggu, dokter bisa memberikan obat dan menganjurkan pemakaian penutup mata hingga kondisi mata Anda membaik.
Lain halnya dengan keratitis yang disebabkan oleh infeksi. Jenis keratitis ini umumnya membutuhkan obat-obatan tertentu, yaitu:
§  Obat antivirus untuk menangani inflamasi kornea mata akibat virus.
§  Antibiotik untuk mengobati keratitis yang dipicu oleh infeksi akibat bakteri. Jenis obat ini juga bisa digunakan untuk keratitis akibat parasit.
§  Obat antijamur untuk mengatasi keratitis akibat jamur.
Sebagian besar obat-obatan tersebut berbentuk obat tetes mata. Namun, dokter juga akan memberikan obat minum untuk mengatasi infeksi akibat virus, bakteri, dan jamur jika dibutuhkan.
Pencegahan Keratitis
Keratitis termasuk penyakit yang bisa dihindari. Langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan meliputi:
§  Jangan lupa untuk melepas lensa kontak sebelum Anda tidur atau berenang.
§  Merawat lensa kontak secara rutin dan seksama, misalnya mencuci tangan sebelum membersihkan lensa kontak, menggunakan produk-produk pembersih steril khusus untuk lensa kontak, serta jangan membersihkan lensa kontak dengan cairan yang sudah dipakai.
§  Pastikan Anda mengganti lensa kontak sesuai batas waktunya.
§  Hindari penggunaan obat tetes mata kortikosteroid, kecuali atas anjuran dokter.

Jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum Anda menyentuh mata atau bagian sekitarnya. Terutama jika Anda mengidap luka akibat virus herpes.

Tuesday, October 13, 2015

BINTITAN


Bintitan adalah kondisi ketika bintil menyakitkan yang berbentuk seperti jerawat atau bisul tumbuh di tepi kelopak mata. Sebagian besar bintitan hanya muncul pada salah satu mata. Kondisi ini juga umumnya tidak berdampak buruk pada kemampuan penglihatan pengidap.
Bintitan biasanya terjadi di kelopak mata bagian luar, tapi terkadang juga bisa muncul di bagian dalam. Bintil yang tumbuh di bagian dalam lebih menyakitkan daripada yang tumbuh di luar.

Mata bintitan adalah bisul kecil atau pun besar yang terletak di kelopak mata. Dalam bahasa kedokteran sakit mata bintitan ini dikenal dengan nama hordeolum yaitu suatu infkesi atau peradangan pada bagian kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus.

Gejala-gejala Bintitan
Indikasi bintitan termasuk mudah terdeteksi karena tumbuhnya benjolan merah yang mirip bisul pada kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:
§  Mata berair dan merah.
§  Kelopak mata yang bengkak dan terasa nyeri.
§  Munculnya kotoran mata di sekeliling kelopak mata.
Hampir semua kasus bintitan tidak membutuhkan penanganan medis khusus dan bisa sembuh sendiri, tapi risiko komplikasi tetap ada. Karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika bintitan yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik setelah dua hari dan pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain wajah, seperti pada pipi.
Gejala sakit mata bintitan ini biasanya ditadai dengan adanya benjolan berwarna kemerahan diarea kelopak mata baik diatas mautup dibawah dan biasanya disertai dengan bintik berwarna putih atau kuning dibagian tengahnya. Semakin lama benjolan ini akan semakin membesar /membengkak dan menyebabkan mata cepat mengeluarkan cairan, rasa gatal, dan susah berkedip bagi penderitanya. 

Jenis Mata Bintitan

Berdasarkan dimana letak terjadinya, mata bintitan dibagi menjadi dua bagian yaitu, mata bintitan interna dan mata bintitan eksterna, berikut penjelasannya :
§  Mata bintitan interna : jenis mata bintitan ini terjadi pada bagian kelenjar meibom, dan mengarah pada selaput kelopak mata bagaian dalam.

§  Mata bintitan eksterna : terjadi pada kelenjar zeis dan moll dimana bejolan mengarah pada bagian luar kelopak mata




Penyebab Bintitan
Mata bintitan dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya kebersihakn di daerah sekitar mata kebersihannya tidak terjaga, karena debu dan kotoran, terlalu sering mengucek mata dan lain sebagainya. Lantas, bagaimana cara mencegah mata bintitan? ingin tau bagaimana caranya? kalau gitu, yuk kita lanjut baca!
Penyebab utama bintitan adalah bakteri stafilokokus. Bakteri ini biasanya hidup pada kulit manusia tanpa menyebabkan penyakit. Tetapi risiko bintitan akan meningkat jika kita menyentuh mata dengan tangan yang kotor. Contoh infeksi akibat bakteri yang dapat memicu bintitan adalah infeksi yang terjadi pada akar bulu mata, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Di samping bakteri, peradangan pada kelopak mata atau blefaritis juga dapat memicu terjadinya bintitan. Terutama jika Anda mengidap blefaritis jangka panjang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau komplikasi akibat penyakit kulit rosaseae.

Pencegahan Bintitan
Sebelum anda terjangkit mata bintitan, alngkah baiknya anda melakukan langkah pencegahan. Pepatah mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati, betul? Nah, untuk itu, ada beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk mencegah mata bintitan, berikut diantaranya :
§  Jalani pola hidup sehat
§  Hindari menggosok mata dengan tangan
§  Perhatikan tanggal kadaluwarsa suatu produk kosmetik yang anda gunakan dan bersihkan sisa make-up dari wajah hingga benar-benar bersih
§  Jaga kebersihkan mata / area sekitar mata anda
§  Istrahat yang cukup, mata yang lelah biasanya lebih mudah terkena penyakit ini.
§  Perhatikan kebersihan tempat tidur anda, seperti bantal dsb. Karena saat anda tidur, biasanya permukaan wajah anda kadang menempel di bantal, sehingga jika bantal yang anda gunakan tidak bersih, bukan tidak mungkin, mata anda akan terinfeksi bakter dan jadilah bintitan
§  Hindari lingkungan yang berdebu dan kotor

Menjaga kebersihan mata adalah langkah terpenting agar terhindar dari bintitan. Proses tersebut dapat kita lakukan melalui langkah-langkah sederhana sebagai berikut:
§  Jangan menggosok mata. Tindakan ini dapat memicu iritasi dan berpindahnya bakteri ke mata.
§  Lindungi mata Anda dengan senantiasa mencuci tangan sebelum menyentuh mata atau memakai kacamata pelindung saat membersihkan rumah agar terhindar dari debu.
§  Jika Anda menggunakan lensa kontak, cuci dan sterilkan sebelum digunakan. Pastikan Anda tidak lupa mencuci tangan sebelum memasangnya.
§  Perhatikan kosmetik yang Anda gunakan. Hindari kosmetik yang kedaluarsa, bersihkan dandanan Anda sebelum tidur, dan buanglah kosmetik untuk mata yang pernah Anda gunakan sebelum dan sewaktu mengidap bintitan.
§  Segera tangani infeksi atau inflamasi pada kelopak mata dengan seksama.

Langkah Pengobatan Bintitan
Sebagian besar bintitan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-20 hari. Bintitan akan sembuh setelah pecah dan mengeluarkan nanah. Tetapi jangan pernah memencet atau memecahkan benjolan bintitan Anda. Tunggu sampai benjolan pecah sendiri.
Terdapat langkah-langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala serta ketidaknyamanan karena bintil tersebut. Beberapa di antaranya adalah:

1. Mengompres mata dengan Air Hangat
Cara yang paling mudah untuk menyembuhkan mata bintitan adalah dengan cara mengompresnya dengan air hangat. Cara ini efektif untuk mengurangi rasa gatal dan mengempeskan bengkak saat mata anda bintitan. 



Cara mengompres mata dengan air hangat :
§  Siapkan kain bertekstur lembut / handuk bersih
§  rendam handuk tersebut dalam air panas
§  bersihkan area kulit disekitar mata dan kompres mata anda dengan handuk tadi selama 5-10 menit
§  Lakukan cara ini dengan rutin agar hasilnya maksimal

2. Bawang Putih
Selain dengan cara dikompres dengan air hangat, anda juga dapat menyembuhkan mata bintitan dengan bawang putih. Karena bawang putih mengandung senyawa anti bakteri, yang diyakini juga dapat membasmi bakteri penyebab mata bintitan.



Cara mengobati mata bintitan dengan bawang putih :
§  Bersihkan mata anda dengan air hangat
§  siapkan satu siung bawang putih
§  haluskan bawang putih tersebut dengan blender, parut atau ditumbuk
§  kemudian oleskan bawang yang sudah dihaluskan tersebut pada daerah kelopak mata yang bintitan

3. Menghilangkan bintitan pada mata dengan daun sirih
Tips selanjutnya untuk mengobati mata bintitan adalah dengan menggunakan daun sirih. Daun sirih ini sudah terbukti dapat mengobati berbagai jenis sakit mata, termasuk untuk mata bintitan ini. 


Cara mengobati mata bintitan dengan daun sirih :
§  Sediakan 1-3 lembar daun sirih
§  rebus daun sirih tersebut dengan 1-2 gelas air dan tunggu hingga mendidih
§  peras air rebusan daun sirih tersebur dengan saringan teh
§  gunakan untuk membersihkan area mata yang sakit / bintitan
§  atau bisa juga dijadikan obat tetes, namun akan terasa sangat pedih.

4. Gunakan Obat Tetes Mata

Jika anda sudah melakukan cara-cara yang ada diatas dan mata anda masih belum juga sembuh, anda bisa mencoba menggunakan obat tetes mata (walaupun jujur saya kurang menganjurkan cara ini). Gunakan obat tetes mata maksimal 2 - 3 kali saja. Karena penggunaan obat tetes yang berlebihan justru malah akan membuat keadaan mata anda semakin buruk.

5. Gunakan salep anti biotik

Cara lain untuk mengobati mata bintitan adalah dengan menggunakan salep steroid atau salep anti biotik. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi oleh bakteri. Caranya, bersihkan dulu bagian kelopak mata anda dengan air hangat, setelah itu baru diolesi dengan salep. Namun jangan lupa perhatikan tanggal kadaluarsa salep tersebut sebelum digunakan. Contoh salep yang bisa anda gunakan : Ciprofloxacin (Quinox, Baquinor), Amoxicillin (Amoxsan, Kalmoxicilin, Farmoxyl).

6. Jangan menekan / memencet hordeolum
Menekan atau memencet benjolan tersebut apalagi sampai mengeluarkan nanah, dapat memperburuk infeksi mata anda. maka dari itu, hindari memencet mata bintit tersebut. Kalaupun terpaksa harus menyentuh bintitan tersebut, usahakan cuci tangan anda terlebih dahulu.

7.      Jangan memakai lensa kontak.


Hindari lensa kontak sampai bintitan sembuh.

8.      Analgesik.
Anda bisa mengonsumsi analgesik atau obat pereda sakit jika dibutuhkan.


Jika bintitan Anda tidak kunjung sembuh dan rasa nyeri bertambah parah, sebaiknya berobat ke dokter. Langkah penanganan yang umumnya dilakukan adalah mengeluarkan nanah agar tekanan pada mata akan berkurang. Selain itu, penggunaan antibiotik terkadang akan dianjurkan. Terutama jika Anda juga mengalami komplikasi lain, misalnya kalazion (kista yang disebabkan tersumbatnya salah satu kelenjar pada kelopak mata) atau selulitis preseptal (infeksi pada jaringan di sekitar mata).